MANADO, FOKUSLINE.NEWS - Kasus pemerasan rupanya tak pernah sirna, betapa tidak, seorang warga binaan bernama Haja Dr Rahmawati Doko, SE, SH,MA, di Rutan Kelas IIA Manado, menjadi korban oleh oknum berinisial RR, yang ketika itu menjabat sebagai pelaksana tugas (plt) Karutan.
Rahmawati membantah, semua keterangan RR terduga pelaku pemerasan yang disampaikan dihadapan penyidik Polresta Manado, saat diperiksa atas laporan aduan yang dibuat Rahmawati Doko.
Rahmawati mengaku, RR meminta biaya biaya yang totalnya sebesar Rp 2 miliar pada dirinya yang saat itu berstatus tahanan Rutan, dan mengiming imingkan bebas bersyarat buat Rahmawati. Tiap hari, sejak 25 Januari sampai 30 Juli 2022, Rony minta Rp7 juta sampai Rp10 juta. Pagi uang makan Rp1,5 juta sampai Rp3 juta, sore Rp7 juta. Jadi total miliaran. Kemudian ada barang mewah berupa guci, kalung emas, kulkas. Termasuk rokok jutaan rupiah, Namun saat uang tunai dan barang barang sudah diberikan secara bertahap, namun janji lelaki RR, tidak kunjung diwujudkan, sampai Rahmawati bebas dengan sendirinya.
Sementara RR saat diperiksa penyidik Polresta Manado, mengaku bahwa sejumlah uang yang diambilnya dari Rahmawati adalah uang utang piutang dari almarhum ibunya, yang dipinjam Haja Rahmawati dan ditagih RR untuk diserahkan ke ayahnya.
Namuan, pengakuan lelaki RR bahwa uang pemberian dari Hj Dr Rahmawati Doko, yang diserahkan kepada ayahnya, dibantah, " hutang orang tua RR tidak ada hubungan dengan dugaan tindakan pemerasan terhadap yang RR lakukan pada saya. Sebab semua hutang saya antara saya dan almarhuma ibu RR sudah selesai." Tandas Rahmawati dihadapan awak media.
"Hutang itu sudah lunas ke ayah RR. Bahkan RR sudah mengakui dan memberi tahu ke saksi-saksi bahwa hutang saya ke almarhum ibunya sudah lunas. Di penyidik juga RR bilang sudah lunas. Yang saya persoalkan adalah cara dia menipu dan memeras saya. " beber Dr Rahma dengan berlinang air mata.
Dr Rahma juga mengaku bahwa, saat dia menjadi warga binaan, pernah RR menyuruh anak buahnya meminta Rahma untuk menandatangani kwitansi kosong, belakangan baru diketahui ternyata kwitansi kosong itu, direkayasa isinya, menjadi hutang saya ke RR dengan total 700 juta. Dan saat itu RR mulai memeras saya. "Saya tidak terima diperlakukan semena mena begini, saya tuntut keadailan. RR harus diusut dan harus terima konsekuensi atas apa yang dia perbuat pada saya.' Tutur Rahma dengan nada berharap.
Rahma juga sangat keberatan, terkait kesaksian orangtua dari RR, dihadapan penyidik, orangtua RR mengaku bahwa benar anaknya RR trima uang dari warha binaan bernama Rahmawati ini, tapi uang yang diterima RR setau ayahnya hanya uang rokok saja. Korban membantah pengakuan orangtua RR. " Mana mungkin uang Rokok saja, kalo nilainya 2 juta sampe 5 juta bahkan ada 7 juta. Mereka sudah sekongkol berbohong. Saya harap ini cepat diproses, dan kami bisa dipertemukan untuk menguji kebenaran masiang masiang keterangan." Pungkas Rahmawati geram.
Sebelumnya Kepala Kanwil Kemenkumham Sulut, Ronald Lumbuun saat diwawancarai wartawan di kantornya.
Kakanwil yang baru menjabat ini, berjanji akan menseriusi dugaan kasus pemerasan yang menyeret pegawainya, dan bila benar terbukti tidak akan segan segan menindak dengan tegas.
“Kantor wilayah bersama Pimti berkomitmen untuk menindaklanjuti dengan membentuk tim internal untuk melakukan pemeriksaan bersangkut RR sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.
Namun, Lumbuun selaku Kanwil Kemenkumham Sulut, juga meminta agar semua pihak kata bisa menghormati proses hukum yang dilakukan oleh penyidik Polresta Manado.
“Proses hukum yang sedang berjalan di Polresta Manado, Kanwil menghormatinya sesuai yang dilaporkan oleh pelapor. Diharapkan prosesnya berjalan sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” pungkasnya.(Cheny)
0 comentários:
Posting Komentar