Minut, FokuslineNews.com - Polemik perusahaan tambang emas PT. MSM/TTN anak perusahan dari PT. Archy Indonesia, dengan masyarakat Tambang Talelu terus berlanjut.
Pihak PT MSM/TTN dimana sudah puluhan tahun menguras peninggalan harta kekayaan nenek moyang yang turun temurun diwariskan untuk Masyarakat asli Minahasa, sudah melakukan tindakan premanisme dan tidak manusiawi yang mengancam keselamatan warga penambang dengan sengaja melakukan pembongkaran dengan menerjunkan Security perusahaan.
Hal ini pun ditanggapi oleh Ketua LSM Waraney Puser In Tana Toar Lumimuut (WPITTL) Fecky Mamahit Menurutnya, pihak PT MSM/TTN diduga perusahaan salah memasang plang Obvitnas, Sehingga perusahaan menggandeng aparat untuk pengamanan. Karena dalam aturan, ketika perusahaan mengadakan suatu kegiatan di wilayah tambang rakyat, perusahaan tersebut tidak boleh berada satu lokasi dengan tambang rakyat tersebut.
kami sebagai masyarakat lingkar tambang menyesali sikap dari supervisor Security PT TTN/MSM yang akan menutup lubang tempat kerja penambang, padahal dalam lubang masi ada puluhan orang yg sementara melakukan aktifitas kerja, apakah pak Lucky Sujana ingin membunuh masyarakat...?," ujar Mamahit.
Mamahit pun menyesalkan sikap yg tidak terpuji serta tidak profesional kerja dari seorang pimpinan Security yang memerintahkan anak buahnya untuk menutup paksa hingga terjadi insiden ke anak buahnya yang terpeleset kemudian pinggang dari Security tersebut mengenai fuli blok mesin yang sedang berjalan.
"Kalaupun sikap-sikap perusahan seperti ini kami sebagai masyarakat lingkar tambang menolak keras untuk kehadiran perusahaan beroperasi di kampung kami karena kami masyarakat sudah mendengar perusahaan ini tidak mengantongi bukti-bukti yang sah," Tegas Mamahit.
Lanjut dikatakannya, "Jadi, izin mereka salah sasaran. Antara perusahaan dan wilayah tambang rakyat tidak bisa berjalan bersama-sama. Salah satunya harus berhenti atau mundur, secara aturan pihak PT MSM/TTN sudah tahu. Oleh sebab itu perusahaan berusaha mencari cara dengan menguasai lahan-lahan warga, dan mengatakan lahan tersebut sudah dibeli, tetapi hingga saat ini pihak perusahaan tidak bisa membuktikan dengan menunjukan legalitas berdasarkan hukum yang berlaku,” tandas Mamahit.
Kemudian, saat sejumlah warga mempertanyakan kepada pihak perusahaan yaitu Lucky Sujono yang hadir waktu itu, beliau mengatakan itu bukan kewenangannya untuk berbicara.
"Kasihan masyarakat lingkar tambang mata pencaharian mereka hanyalah buruh di pertambangan rakyat tersebut. Untuk kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak dan kebutuhan hidup lainnya," pungkasnya.
(DL)
0 comentários:
Posting Komentar